Mentan Minta Bulog Segera Serap Bawang Merah Petani Solok, Sumbar

By Admin

Foto/Net  

nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) siang ini kedatangan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, dan Petani dari wilayah Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Mereka datang mengadu ke Menteri Pertanian (Mentan)Andi Amran Sulaiman, soal harga bawang merah di Solok yang anjlok.

"Jadi kita ke sini datang langsung menyampaikan ke Pak Menteri, beliau telah mencanangkan Kabupaten Solok di Sumatera Barat menjadi sentra bawang Sumatera. Dan juga sudah disampaikan Bulog, mereka bersedia menerima bawang dari petani, tanpa melihat jumlah, dengan harga Rp 15 ribu. Dalam hal ini kami meminta Pak Menteri agar hal ini benar-benar dilaksanakan," kata Edwar, petani Bawang asal Solok, di Kementan, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Anjloknya harga bawang merah di Solok sudah terjadi dalam tiga bulan terahir. Petani di Solok merugi karena harga jual yang rendah.

"Karena sudah tiga bulan, harga bawang merah di Solok itu di bawah Rp 15 ribu. Itu petani sudah dirugikan, apalagi kalau yang dibeli Bulog hanya yang tipe Jumbo, tipe besar, sementara rata-rata bawang petani itu yang tipe sedang, tipe menengah," katanya.

Oleh sebab itu, Edwar berharap Amran bisa mengatasi masalah itu, sehingga harga bawang merah kembali normal.

"Karena kalau sudah jadi penetapan mohon dievaluasi kembali. Yang paling prinsip menurut kami itu HET betul-betul ada, dan dijalankan, itu yang paling penting. Kami menyampaikan kepada Menteri, mohon harga bawang ini dijaga, karena kami hidup dari bawang," tutur Edwar.

Sementara itu, Ketua Komite II Dewan Perlindungan Daerah (DPD) RI, Parlindungan Purba, juga mengatakan agar masalah ini dapat segera ditindaklanjuti. Dia meminta supaya pemerintah dapat berkoordinasi untuk dapat menjaga harga pangan.

"Kami juga mohon pada pemerintah untuk koordinasi khususnya Bulog untuk ketahanan pangan di Indonesia," ucap Parlindungan.

Mentan Amran mengatakan, produksi bawang merah di Solok melimpah, namun justru di bawah Rp 15.000/kg, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Menurut Amran, Solok adalah salah satu Kabupaten yang diusung sebagai sentra produksi bawang merah.

Sayangnya, petani Solok kesulitan dengan rendahnya harga tersebut.

"Kami sudah minta ke Bulog, agar ini ditindaklanjuti, bahwa harga di bawah Rp 15 ribu/kg (itu harus diserap), dan itu perintah bapak Presiden, kesepakatan kita dibeli oleh pemerintah, yang diwakili oleh Bulog," tegas Amran.

"Intinya, bagaimana kita menjaga hal ini, kita tidak mengimpor lagi. Kita sudah mengekspor bawang merah yang dulunya impor. Kita juga masih ingat kalau Ramadan biasanya harga fluktuasi, tapi harga sekarang baik stabil," lanjutnya. (b/mk)